LOTEK TETEG
LOTEK TETEG
Lotek dan gado-gado yang menjadi makanan khas Indonesia
dihadirkan dengan porsi seabreg di Warung Lotek Teteg. Selain rasanya
yang khas, lokasinya yang strategis dan tempatnya yang teduh membuat
warung ini ramai dikunjungi pecinta kuliner.
LOTEK TETEG
Lotek dan Gado-gado Porsi Seabreg
Lotek dan gado-gado yang sering disebut sebagai
saladnya Indonesia menjadi sajian utama Warung Lotek Teteg. Warung yang
terletak beberapa meter sebelah timur Stasiun Lempuyangan ini ramai
dikunjungi orang-orang ketika YogYES tiba di sana. Tempatnya nyaman,
teduh, dan luas. Tempat untuk menikmati makanan dibagi menjadi dua,
lesehan dan tempat duduk. Masuk ke dalam, suasana akrab langsung terasa.
Seorang penyanyi terlihat mendendangkan lagu daerah sehingga
menciptakan perasaan nyaman tersendiri. Tak hanya lotek dan gado-gado,
aneka macam juice dan minuman lainnya bisa kita nikmati di sini dengan harga berkisar dari Rp 2.000 - Rp 11.000.
Tak berapa lama setelah YogYES memesan makanan,
pramusaji datang membawakan dua piring lotek dan gado-gado Kesan pertama
saat melihat lotek dan gado-gado tersebut tentu saja kaget dan bingung
karena ternyata porsinya sangat banyak. Selanjutnya muncul pertanyaan,
mampukah YogYES menghabiskan semuanya? Ketika sesendok lotek masuk ke
mulut, bumbu kacang langsung terasa di lidah. Bumbunya meresap sempurna
di antara rebusan bayam dan kacang panjang yang menjadi isian khas dari
lotek tersebut. Krupuknya kriuk-kriuk renyah, sangat pas dengan
bumbu kacangnya. Pun begitu dengan loteknya. Bumbu kacang yang pekat
menyatu dengan kesegaran sayur yang ada dalam gado-gado Teteg ini. Dan
akhirnya, porsi besar itu tandas sudah. Benar-benar wareg!
Berkunjung ke dapur, YogYES melihat sebuah cobek berdiameter 80
cm. Sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran cobek-cobek rumahan.
Selain porsinya yang jumbo, cobek jumbo ini menjadi ciri khas dari Lotek
Teteg. Menurut Bu Nur, generasi ke dua dari pemilik warung ini, sedari
dulu cobek sebesar itulah yang digunakan untuk membuat bumbu kacang.
Cobek besar ini mampu membuat bumbu kacang sebanyak 80 porsi di kala
pagi. Bila sedang ramai pelanggan maka Bu Nur tak perlu repot-repot
untuk membuat bumbu kacang lagi.
Ide untuk menggunakan cobek besar berasal dari Pak
Untung, pendiri warung sekaligus bapak dari Bu Nur. Cobek besar ini
dipakai supaya lebih praktis dan tidak menghilangkan cita rasa dari
bumbu kacang. Hal itulah yang menjadikan bumbu kacang di warung ini
sangat khas, tampilannya lebih pekat dan rasanya berbeda dari lotek di
tempat lain. Oh ya, Warung Lotek Teteg sendiri sudah berdiri sejak 1968.
Dulunya warung lotek ini bernama "Sederhana". Karena tempatnya yang
berdekatan dengan teteg (pagar) rel kereta api maka pelanggan menyebutnya sebagai Warung Lotek Teteg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar