PANTAI PARANGKUSUMO
PANTAI PARANGKUSUMO
Pantai Parangkusumo mengajak anda merasakan pengalaman
spiritual tak terlupakan, melawati Batu Cinta sekaligus mengenang
pertemuan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Parangkusumo, Pantai Cinta di Yogyakarta
Nuansa sakral akan segera terasa sesaat setelah
memasuki kompleks Pantai Parangkusumo, pantai yang terletak 30 km dari
pusat kota Yogyakarta dan diyakini sebagai pintu gerbang masuk ke istana
laut selatan. Wangi kembang setaman akan segera tercium ketika melewati
deretan penjual bunga yang dengan mudah dijumpai, berpadu dengan wangi
kemenyan yang dibakar sebagai salah satu bahan sesajen. Sebuah nuansa
yang jarang ditemui di pantai lain.
Kesakralan semakin terasa ketika anda melihat taburan
kembang setaman dan serangkaian sesajen di Batu Cinta yang terletak di
dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Kidul
dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang
berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Ratu Kidul menghampiri
dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.
Pertemuan Senopati dengan Ratu Kidul itu mempunyai rangkaian
cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Kraton Yogyakarta
dengan Kraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Ratu Kidul. Semuanya bermula
ketika Senopati melakukan tapa ngeli untuk menyempurnakan kesaktian.
Sampai di saat tertentu pertapaan, tiba-tiba di pantai terjadi badai,
pohon-pohon di tepian tercabut akarnya, air laut mendidih dan ikan-ikan
terlempar ke daratan.
Kejadian itu membuat Ratu Kidul menampakkan diri ke
permukaan lautan, menemui Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Senopati
mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon
bantuan Ratu Kidul. Sang Ratu akhirnya menyanggupi permintaan itu dengan
syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Kidul.
Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan
anak.
Perjanjian itu membuat Kraton Yogyakarta sebagai salah
satu pecahan Mataram memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan.
Buktinya adalah dilaksanakannya upacara labuhan alit setiap tahun
sebagai bentuk persembahan. Salah satu bagian dari prosesi labuhan,
yaitu penguburan potongan kuku dan rambut serta pakaian Sultan
berlangsung dalam areal Puri Cepuri. Anda bisa melihat kalender wisata
Yogyakarta di YogYES.COM untuk bisa melihat proses labuhan ini.
Tapa Senopati yang membuahkan hasil juga membuat banyak
orang percaya bahwa segala jenis permintaan akan terkabul bila mau
memanjatkan permohonan di dekat Batu Cinta. Tak heran, ratusan orang tak
terbatas kelas dan agama kerap mendatangi kompleks ini pada hari-hari
yang dianggap sakral. Ziarah ke Batu Cinta diyakini juga dapat membantu
melepaskan beban berat yang ada pada diri seseorang dan menumbuhkan
kembali semangat hidup.
Selain melawati Batu Cinta dan melihat prosesi labuhan,
anda juga bisa berkeliling pantai dengan naik kereta kuda. Anda akan
diantar menuju setiap sudut Parangkusumo, dari sisi timur ke barat.
Sambil naik kereta kuda, anda dapat menikmati pemandangan hempasan ombak
besar dan desau angin yang semilir. Ongkos sewa kereta kuda dan kusir
sendiri tak terlampau mahal, hanya Rp 20.000,00 untuk sekali keliling.
Bila lelah, Parangkusumo memiliki sejumlah warung yang
menjajakan makanan. Banyaknya jumlah peziarah membuat wilayah pantai ini
hampir selalu ramai dikunjungi, bahkan hingga malam hari. Cukup banyak
pula para peziarah yang menginap di pantai ini untuk memanjatkan doa.
Bagi anda yang ingin merasakan pengalaman spiritual di Parangkusumo bisa
bergabung dengan para peziarah itu untuk bersama berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar