PANTAI POK TUNGGAL
PANTAI POK TUNGGAL - Surga Tersembunyi yang Menantang Nyali
PANTAI POK TUNGGAL
Perjalanan ke Pantai Pok Tunggal memang tak terduga. Awalnya
disuguhi jalan yang sulit, ternyata berujung pada surga tersembunyi yang
memikat hati dan menantang nyali. Sebatang pohon yang ikonik membuat
pantai ini makin cantik.
PANTAI POK TUNGGAL
Surga Tersembunyi yang Menantang Nyali
"Ah, menuju ke mana perjalanan ini?" batinku ketika mobil yang membawaku dan calon writer
YogYES lainnya mulai terantuk-antuk menyusuri jalan bebatuan di antara
dua bukit karang. Kami bergerak pelan sepanjang jalan 2 kilometer yang
sempit, berkelok-kelok dan agak terjal. Sekejap adrenalin berdesir
ketika melewati tikungan dengan karang besar yang menjorok di atas
kepala.
Lepas dari perjalanan yang mendebarkan, sebuah pemandangan cantik pun
terbentang di depan mata. Hamparan pantai pasir putih dengan ombak biru
yang menghempas seolah menjadi penawar lelah setelah menyusuri jalan
sempit bebatuan tadi. Terlihat beberapa remaja yang asyik bermain ombak
pantai sambil sesekali bergaya di depan kamera. Sebatang pohon Duras
tumbuh rindang di bibir pantai dan menjadi ikon pantai ini. Pohon yang
konon sulit tumbuh ini sangat dijaga keberadaannya oleh penduduk
setempat, jadi jangan heran bila ada teguran jika memanjat pohon
tersebut.
Namun pesona yang sesungguhnya dari Pok Tunggal adalah barisan tebing
karang yang berdiri gagah bagaikan benteng yang melindungi pantai ini
dari dunia luar. Tebing-tebing yang tegak lurus seperti dinding karang
setinggi 50-an meter ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai
arena olahraga panjat tebing. Tentu saja butuh nyali dan keterampilan
luar biasa untuk memanjat tebing ini karena hingga kini belum ada jalur
pemanjatan (Sept 2012). Semoga tak lama lagi ada pemanjat yang
menaklukkan tebing ini dan membuka jalurnya.
Di tebing-tebing karang pantai ini masih terdapat primata liar.
Ketika YogYES berkunjung, terlihat kawanan monyet liar melompat dari
balik tebing di sebelah timur. Anehnya di pantai ini juga terdapat mata
air tawar, kemungkinan besar berasal dari aliran sungai bawah tanah khas
daerah karst. Sumber air itulah yang memenuhi kebutuhan warung-warung makan dan kamar mandi umum hasil swadaya masyarakat setempat.
Menikmati keindahan Pantai Pok Tunggal takkan lengkap bila
tidak meluangkan waktu sejenak untuk menunggu matahari tenggelam di
balik cakrawala. Tadi sore kami bahkan bertemu dengan rombongan bule
yang menggendong ransel besar, sepertinya mereka akan berkemah di
pantai ini. Asyik juga bermalam di tenda sambil menikmati hembusan
angin pantai serta deburan ombak setelah menikmati lembayung senja. Bila
tidak membawa tenda, kita bisa menyewa tenda dome pada penduduk
setempat. Namun bila memutuskan untuk pulang malam, Anda harus ekstra
hati-hati. Jalan sempit dan berbatu itu sekali lagi menantang nyali
karena belum dilengkapi lampu penerang sama sekali.
Pesona Pantai Pok Tunggal dengan hamparan pasir putih yang dikelilingi
oleh dinding perbukitan merupakan lokasi yang asyik untuk dieksplorasi.
Pantai Pok Tunggal yang terletak di antara Pantai Indrayanti dan Pantai Siung ini semakin mengukuhkan Gunungkidul sebagai gudangnya pantai-pantai cantik berpasir putih yang masih alami.
Tarif parkir
- Sepeda motor : Rp 2.000
- Mobil: Rp 5.000
- Minibus: Rp 15.000
Tarif sewa
- Payung pantai : Rp 20.000
- Tenda dome: Rp 60.000
WC umum
- Toilet: Rp 2.000
- Mandi: Rp. 5.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar